Kembalinya Sosok Kualitas SMA NEGERI 5 dalam nama dan kepemimpinana baru “ SMA NEGERI 3 SORONG SIAP TAMPIL BEDA”


Kembalinya Sosok Kualitas SMA NEGERI 5 dalam nama dan kepemimpinana baru “ SMA NEGERI 3 SORONG SIAP TAMPIL BEDA”
Oleh : Anggi Stara Srikandi

SMA Negeri 3 Kota Sorong, saat ini telah banyak menuai sorotan dari publik. Bagaimana tidak? Dengan adanya pergantian masa jabatan kepala sekolah, banyak program-program serta kebijakan-kebijakan baru yang di terapkan. Sejak terpilihnya Drs. J. Sagrim,M M yang telah di percayakan Pemerintah Kota Sorong untuk memimpin SMA Negeri 3 yang telah menyandang SBN yaitu Sekolah Berbasis Nasional, SMA Negeri 3 telah banyak melakukan terobosan terbaru. Tidak heran jika  Drs. J. Sagrim,M M yang kami temui pada hari Selasa,01 September 2009 dengan penuh percaya diri mengatakan “SMA Negeri 3 siap tampil beda”.

Sekolah yang sebelumnya di kenal sebagai Sekolah Pendidikan Guru (SPG),kemudian beralih menjadi SMA Negeri 5 dan selanjutnya menjadi SMA Negeri 3 seperti sekarang ini telah banyak mengalami pasang surut kualitas menurut sudut pandang massa. Banyak sekali tanggapan bahwa kualitas SMA Negeri 5 saat berubah nama menjadi SMA Negeri 3 telah mengalami banyak sekali perubahan. Dulunya SMA Negeri 5 pada saat kepemimpinan Pak Lawalata, kualitas sekolah, baik melalui program ataupun kabijakannya sangat di akui oleh kalangan massa bahkan juga dari kalangan pendidik. Namun hal itu tidak bertahan lama seiring usainya massa jabatan beliau yang menimbulkan rasa rindu yang mendalam bagi kalangan guru bahkan massa,akan kualitas SMA Negeri 3 yang sebelumnya bernama SMA Negeri 5. Sehingga banyak sekali harapan dari kalangan guru agar SMA Negeri 3 dapat seperti SMA Negeri 5 terdahulu.

Dan ternyata harapan itu tidak sia-sia, dengan terpilihnya Sagrim sebagai pemimpin baru di SMA Negeri 3, seolah-olah telah kembali sosok kualitas SMA Negeri 5 walaupun dalam nama dan kepemimipinan yang baru. Bahkan bisa di katakan Sagrim terlah banyak membawa pemikiran-pemikiran yang visioner demi meningkatkan mutu dan kualitas SMA Negeri 3. Hal tersebut terbukti dengan adanya program-program yang saat ini masih dikategorikan planning (rencana) atau bahkan program-program yang telah berjalan.“Begitu banyak program yang harus kita kerjakan, sehingga tadi malam bapak, pak Sukoco, dan pak Saleh serta teman guru yang lain harus lembur di sekolah demi terlaksananya program-program tersebut” tutur beliau selaku pemimpin dan yang juga merupakan sarjana bahasa inggris.

Dijelaskan bahwa program-program tersebut yakni dengan menata penampilan fisik sekolah dalam hal ini yaitu menata yang sudah ada sehingga suasana sekolah menjadi nyaman untuk di gunakan sebagai tempat menuntut ilmu. “Selain di tata juga perlu di jaga. Dan siapa yang harus menjaganya? Tentunya seluruh warga SMA Negeri 3” tuturnya yang merupakan putra daerah pertama yang menjabat jadi kepala sekolah di SMA Negeri 3. Selain itu program lainnya yaitu mengadakan kembali ekstrakurikuler yang sebelumnya telah ada namun tidak berjalan dengan baik bahkan sebagian ekstrakurikuler tidak terlaksanakan. Beliau mengatakan bahwa ekstrakurikuler ini merupakan kegiatan yang wajib di ikuti oleh peserta didik. Dengan adanya ekstrakurikuler maka pemikiran-pemikiran peserta didik akan lebih banyak mengarah pada aktivitas-aktivitas yang positif sehingga meminimaliskan aktivitas-aktifitas negatif yang mungkin akan terjadi di kalangan peserta didik. Karena pada dasarnya segala sesuatu pasti ada dampak negatif dan positifnya layaknya hukum kausatif,namun dampak negatif itu tentunya dapat di hilangkan secara bertahap. 

Ekstrakurikuler yang terdapat di SMA Negeri 3 yaitu PAPALA,PMR,Pramuka,Olahraga,KIR,Olimpiade,PBKL (Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal),Seni,dll. Di yakini hal ini mampu meningkatkan kemampuan dan keterampilan bagi peserta didik.
Selain hal tersebut adapun  program yang di namakan peningkatan mutu. Terbukti dengan di adakannya kelas akselerasi. Kelas akselerasi ini terbagi menjadi dua kelas yaitu kelas XI IPA 1 khusus inti Papua dan kelas XI IPA 2 khusus inti non papua. Hal ini membawa banyak anggapan di kalangan masyarakat bahwa beliau telah membeda-bedakan antara putra daerah dan non putra daerah yang akan menimbulkan sosialisasi yang renggang antara yang putra darah dan non putra daerah. Mendengar hal tersebut dengan bijak beliau berkata “ jika dalam suatu bunga terdapat dua warna tentunya akan lebih menarik dari pada hanya terdapat satu warna” jelas beliau dengan maksud bahwa dengan adanya pembagian tersebut maka kita dapat melihat kemampuan masing-masing sehingga pembinaan yang di berikan oleh guru dapat lebih intensif. Hal lain yang di programkan dan telah terlaksana adalah dengan adanya pelajaran English Spesific For Pupose pada dua kelas akselerasi yang langsung di ajar oleh Sagrim sendiri. Hal tersebut membawa banyak pertanyaan di kalangan siswa, karena seorang Kapala Sekolah yang tentu tugas yang di bebani untuknya telah padat masih saja mau menyisihkan waktu untuk memberikan pengajaran. Ketika di Tanya mengenai hal tersebut beliau menjawab bahwa dia tidak ingin hanya memerintah saja namun dia juga ingin dapat ikut berpartisipasi dalam meningkatkan pengetahuan peserta didik. Jarang sekali di temukan kepala sekolah seperti beliau dan fasih dalam menggunakan bahasa internasional yaitu bahasa inggris. Selain dengan adanya kelas akselerasi,beliau juga menunjang prestasi peserta didik dengan berupaya melengkapi fasilitas yang terdapat di sekolah seperti memperbaiki Laboratorium beserera melengkapi alat-alatnya,menyediakan jaringan layanan  internet,menyediakan alat drumband,dll. Walaupun itu semua masih berada dalam kategori perencanaan namun yang pastinya tetap akan di laksanakan.

Begitu banyak program-program yang telah di ancang bahkan telah di jalankan oleh beliau. Namun sebenarnya terdapat satu program inti yang ingin di capai beliau yaitu merenofasi bangunan SMA Negeri 3 menjadi tingkat tiga. Seperti yang telah di tuturkan beliau pada surat kabar Papua Barat Pos terbitan 18 Agustus 2009 yaitu “ Bangunan fisik sekolah merupakan bangunan lama,maka di harapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Sorong bisa memberikan perhatian khusus. Kita berharap Pemkot Sorong memerhatikan fisik bangunan seperti SMA N 2,SMA N 1,dan SMA N 3. Apalagi sekolah-sekolah ini berada di jantung kota dan bila perlu bangunannya pun harus sama  seprti SMP atau SD yang ada sekarang”. Harap Sagrim.





0 komentar:

Posting Komentar